24 Nov 2010

Taman Laut Pulau Rubiah

Keadaan perairan di sekitar Taman Laut Pulau Rubiah sangat jernih dan bersih dengan kecerahan mencapai kedalaman 10-15 meter. Ini merupakan taman laut yang alami dan kaya akan kehidupan laut. Keanekaragaman jenis ikan laut yang tergolong tinggi dengan batu karang yang bervariasi, seperti Karang Meja yang merupakan jenis karang yang dominan, dan jenis terumbu karang lainnya, seperti karang tanduk dan karang lunak. Berbagai jenis ikan juga ditemukan, seperti Ikan Bendera dan Kepe-kepe, Botana Biru, Ikan Sersan, Kerapu, Ikan Mayor, Bayam-bayam, Taji-taji, Ikan Putri Bali, Ikan Kuning, Ikan Kepala Merah, Ikan Kupu-kupu.

Taman Laut Pulau Rubiah yang terletak sekitar 23,5 km di sebelah barat Pulau Weh memiliki luas 2.600 ha yang ditumbuhi oleh berbagai jenis karang yang indah dan biota laut yang langka. Dari 15 jenis biota laut yang dilindungi oleh Pemerintah Indonesia, hanya 14 jenis di antaranya terdapat di Taman Laut Pulau Rubiah. Kawasan ini juga terkenal sebagai tempat untuk kegiatan rekreasi marina, seperti menyelam, kapal pesiar dan memancing yang didukung dengan terumbu karang yang indah, baik karang keras dan lunak yang terdiri dari berbagai jenis, bentuk dan warna yang membentuk gugusan karang yang menarik.


Pulau Rubiah adalah pulau yang menjadi tempat transit calon jemaah haji aceh yang hendak berlayar menuju mekkah pada masa jaya Kerajaan Aceh. Pada masa Perang Dunia II, pulau ini menjadi benteng pertahanan pasukan Belanda dan Jepang, yang sampai sekarang reruntuhan bangunan pertahanan pasukan Belanda itu masih terlihat di sana.

Berenang mengapung di antara ratusan ikan berwarna-warni, ternyata menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi Pulau Rubiah, Sabang. Tak heran jika para turis sebelum sampai ke pulau seluas 50 hektare ini, lebih dulu melengkapi diri dengan peralatan menyelam. Bagi yang hobi memancing, Pulau Rubiah terkadang memberi kejutan kecil berupa anak hiu yang menggelepar di ujung kail

Jika tidak membawa peralatan menyelam pribadi tidak jadi masalah, pengunjung tetap bisa menikmati pemandangan indah bak di dalam aquarium raksasa dengan menyewa perlengkapan snorkel di Iboih atau di Pulau Rubiah. Anugerah pesona alam bawah laut di sekeliling Pulau Rubiah dari Sang Pencipta ini telah lama dijadikan obyek wisata dan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat di sekitar pulau ini. Masyarakat di Iboih membuka berbagai usaha yang berkaitan dengan wisata bahari. Mulai dari menjual berbagai souvenir dari kerang, menyewakan boat, sepeda motor, peralatan diving, membuka cottage (bungalow) dan membuka restoran. Masih banyak lagi potensi usaha yang bisa dikembangkan di kawasan ini, seperti pengelolaan aneka permainan air dan memanfaatkan kehadiran lumba-lumba secara permanen di perairan Iboih dan Rubiah.

Para penyewa boat disana menyediakan berbagai pilihan layanan yang disesuaikan dengan keinginan dan isi dompet para pelancong. “Pengunjung yang ingin berkeliling Pulau Rubiah selama satu jam kami kenakan biaya Rp 300 ribu, jika hanya setengah jam Rp 200.000, dan layanan termurah Rp 150.000 di mana kami hanya mengantar pengunjung sampai ke Pulau Rubiah lalu beberapa jam kemudian sesuai kesepakatan kami akan kembali untuk menjemput mereka,” papar Nasir seorang pemilik penyewaan boat. Menurut ayah dari tiga anak ini, sebagian besar wisatawan memilih paket murah meriah seharga Rp 200.000. “Di paket ini kami antar dan jemput wisatawan sampai ke dan dari Pulau Rubiah. Di tengah perjalanan menuju Rubiah kami akan menurunkan kotak kaca ke air agar para wisatawan bisa melihat pemandangan bawah laut lewat kotak kaca yang diletakkan di tengah-tengah dua perahu. Wisatawan akan terkagum-kagum saat melihat pemandangan bawah air seperti aneka terumbu karang raksasa dalam berbagai warna, bintang laut, anemon, bunga lili, mawar laut, cumi-cumi, dan ratusan jenis ikan. Biasanya mereka akan melanjutkan menikmati melihat keindahan kehidupan bawah laut dengan kegiatan snorkling atau diving,” jelas dia.

Satu set peralatan menyelam seperti masker, kaki bebek, dan pelampung, lanjut Nasir, disewakan dengan harga per unit Rp 45.000. “Harga akan menjadi lebih murah jika pengunjung menyewa dalam jumlah banyak,” kata pria yang telah berkecimpung di usaha ini sejak tahun 1990 ini.  Di sela-sela menjelaskan ke pengunjung tentang apa yang terlihat lewat kotak kaca, Nasir Is acap memberitahukan tentang kondisi terumbu karang dan taman laut di Sabang yang kian memburuk. “Tiga bulan yang lalu pemandangan taman bawah laut Sabang masih sangat indah dan penuh warna, tapi sekarang sudah banyak terumbu karang yang sakit bahkan mati karena proses pemutihan atau bleaching. Bleaching terjadi karena naiknya suhu permukaan laut yang berkaitan erat dengan pemanasan global.


“Jika pemutihan terumbu karang terus terjadi maka ikan-ikan karang yang cantik ini akan kehilangan tempat tinggal dan tempat mencari makan, wisata taman bawah laut akan kehilangan daya tariknya,” ujar Nasir dengan wajah prihatin yang menyisakan harap agar kehidupan terumbu karang terus berlanjut, sehingga para wisatawan tetap bisa merenangi keindahan taman bawah laut Pulau Rubiah dan tempat lainnya di seluruh dunia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar