Sejak bencana tsunami Mentawai yang disusul dengan letusan Gunung Merapi, arus wisatawan ke Indonesia menurun drastis khususnya yang berkunjung ke DIY. Tak seperti suasana biasanya, Pantai Parangtritis yang biasanya ramai dipadati oleh para wisatawan baik lokal maupun luar negeri kini mengalami penurunan pengunjung sekitar 80 persen dari biasanya.
Hal itu diperparah dengan kejadian beberapa kali gempa di Bantul selama Merapi meletus. Penurunan tersebut berdampak pada omzet pedagang di sekitar pantai. Penurunan dikarenakan Situasi wilayah DIY juga dinilai belum kondusif karena erupsi Merapi belum berakhir.
Selain bahaya Merapi, masyarakat juga masih khawatir tragedi tsunami di Mentawai akan memengaruhi pergerakan lempeng di Bantul. Apalagi, selama Merapi meletus, Bantul juga diguncang beberapa kali gempa. Kawasan Parangtritis termasuk rawan tsunami. "Jadi, peristiwa tsunami di daerah lain pasti mempengaruhi psikis masyarakat
Penutupan Bandara Adisutjipto beberapa saat akibat letusan Gunung Merapi berdampak sangat signifikan terhadap pariwisata Yogyakarta. Bandara Adisutjipto Yogyakarta dinyatakan oleh otoritas bandara untuk ditutup sampai tanggal 15 November 2010 karena kondisi udara dinilai tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas penerbangan akibat letusan Gunung Merapi.. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Bowono X, beberapa waktu yang lalu, juga sudah mengeluarkan surat pernyataan bahwa Yogyakarta aman untuk dikunjungi sepanjang tidak mendekati zona bahaya, yakni 20 km dari puncak Merapi.
Asita, PHRI, dan Angkasa Pura tetap melakukan komunikasi sehingga kami pelaku wisata di Yogyakarta siap menerima kembali kedatangan wisatawan yang tertunda Pihaknya berharap, pemberitaan media yang beredar hendaknya berimbang dan tidak menyiarkan hal-hal yang terkait bencana Merapi secara bombastis. "Padahal, aktivitas di Yogya masih berjalan seperti biasa. Efeknya sangat memukul pelaku usaha, seperti pedagang suvenir, pedagang lesehan, dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar